Dari Wabah Kupetik Hikmah ( Inspirasi Covid-19 untuk Pembuatan Buku Antologi)


 

Samsul Hadi

 

Ketika matahari tunduk pada proses alam dan malam mengkelam, lamat-lamat kutelusuri segala aktivitas siang yang sementara mengendap. Kadang terasa degup jantung meningkahi fikiran dari sebab akibat interaktif yang terjadi, kadang terasa ada yang nyelusup lembut ke kedalaman hati. Lalu berfikir, menganalisa, meraba dan introspeksi.

 

Tidak ada yang bisa keluar dari urusan-urusan dunia seperti ini selain berserah kepada-Nya Illahi Robbi. Lalu kubasuh tubuh dengan wudlu, kugelar sajadah dan kuhantarkan segala resah gelisah melalui hubungan transenden ini. Allahu Akbar.

 

Tak terasa buliran air mata jatuh membentur dinding sajadah sembari memohon kepada-Nya agar tetap diberi kekuatan lahir batin dalam menghadapi pandemic ini, dengan berharap diberi gerakan lain untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebagai bentuk sumbangsih pemikiran melalui wawasan dan pemikiran-pemikiran sejuk yang membuat pembacanya tidak hanyut dalam kecemasan.

 

Alhamdulillah ternyata Allah memberikan banyak pilihan. Pertama aku berfikir pada kemerdekaan berinteraksi yang dulu bebas terbuka, kini semuanya berubah. Selain harus membuat jarak, menggunakan masker juga harus selalu cuci tangan. Sementara segala apa yang pernah direncanakan dan disiapkan, kini tinggalah harapan. Semuanya jadi saling berbenturan dan keadaan adalah satu-satunya moment untuk dicarikan solusinya, agar semuanya dapat berjalan.

 

Pandemi corona ini sungguh membingungkan, kepanikan dimana-mana, ketakutan terus berkejaran dengan kecemasan, ketika informasi kematian selalu menjadi momok dalam berbagai siaran. Subhanallah.....lagi air mata ini jatuh membentur dinding sajadah. “Ya Allah jadikanlah Covid-19 sebagai pelajaran atas kesabaran dan ketaqwaan hamba.”

 

***

Itulah peristiwa dari sepertiga malam yang aku rasakan, selain kembali introspeksi dan berserah diri, aku juga berusaha menjaga dan meyakinkan keluargaku. Kalau pandemi corona ini pelajaran yang memang harus kita terima sebagai upaya agar senantiasa mengingat Allah. Sebab disitu ada hikmah yang tidak kita ketahui, tapi dari sisa keimanan ini paling tidak kita tahu bahwa Allah telah merenacanakannya jauh sebelum kita terpuruk di dalamnya.

 

Dan inilah skenario dahsyat itu yang seharusnya kita syukuri sebagai pelajaran terbaru bagi umat manusia. Skenario yang di dalamnya ada adegan adegan usang yang sejak lama kita lakukan walaupun adegan adegan tersebut sebenarnya sudah melanggar ketentuan dalam kehidupan dan hukum Tuhan.

 

Mengkonsumsi hewan yang tidak layak dimakan, menjamah seseorang (wanita) yang bukan muhrimnya, menggandeng sesama yang bukan lawan jenisnya, atau meninggalkan wudlu sebagai benteng kesucian dan kebersihan. Selain menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak dan menghindari kerumunan.

 

Inilah pelajaran sederhana yang kubangun dalam keluarga, untuk tidak menentang aturan yang menjadi ketentuan pemerintah, agar semuanya sejalan dengan upaya pemerintah untuk memutus penyebaran covid-19.

 

Robbi zidnaa ‘ilman naafi’an war zuqnaa halaalan toyyiban”. Itulah doa yang selalu kupanjatkan dan hampir tidak pernah terlupakan. Hidup adalah Pengabdian, penyemangat harapan meraih banyak hal untuk kubagikan atas nama Tuhan. Dua harapan yang yang menjadikan dorongan semangat hidup dalam keterpurukan keadaan.

 

Hidup berdampingan dengan pandemi covid tidak selamanya menjadi hambatan menyakitkan, sebaliknya dengan menerima keadaan dan mau berbut sesuai kemapuan pasti akan ada jalan.

 

Hikmah yang aku rasakan dari pemberian Tuhan saat bekerja di rumah adalah keajaiban yang belum tentu orang lain rasakan. Tuhan memberiku banyak ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan pengembangan diri sebagai penunjang profesi pengajar guru dilingkungan kementerian keagamaan. Memperluas perkenalan dengan para pakar ilmuan yang sebelumnya tidak pernah kudapatkan.

 

Ya Allah tersebab Corona ini

akhirnya kami sesame manusia

dipaksa menjaga jarak. Padahal

sebelumnya walaupun kami

saling berdekatan, sebenarnya

diantara kami sudah ada yang

berjauhan. Kecuali kepada Engkau

kami selalu merindukan.

 

Indramayu 2021

 

Drs. H. Samsul Hadi, M.Si., CBPA., CPRW. Guru MTsN 7 Indramayu, HP; 081324081358, email: samsulhadi0406@gmail.com. IG samsulhadi0406. Alamat penulis Griya Asri 1 Desa Pekandangan Indramayu. FB: samsulhadi, Blohspot: karyaliterasismsulhadi.blogspot.com,   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Pendidikan di Indonesia (Resume Daring Hardiknas 2020 orsat Kairo)

Tugas Bab 1. Laporan Hasil Percobaan