HIDUP COVID’19

(Hikmah Indah Dibalik Ujian Pandemi Covid’19)


(Cerpen Teks Deskrpsi Subjektif)

Oleh : Drs. H. Samsul Hadi, M. Si., CBPA


HIDUP COVID’19

Kami  para  “Pahlawan Tanpa  Tanda Jasa”

Kan  mengabdi  tuk cerdaskan  bangsa

Kalau pun situasi  berubah  berbeda

Kun fayakun-Nya Kau yang punya

Covid’19  mengubah  segalanya

Covid’19 pandemi  berbahaya

Kudekatkan diri kepada-Nya

Kupanjatkan lewat doa-doa

Kupasrahkan jiwa dan raga

Kupasrahkan milik nan ada     

Kuharap hikmah  dibaliknya

Karuniai kami mahluk dunia

Karena iman kuyakin Dia ada

Kuasanya meliputi  alam raya

Kudrat Iradatnya Prima Kausa

Kami hanya mahluk  causalita

Kuasanya   sebatas   meminta 

Kusampaikan  hajat padanya

Kupintakan maslahat bangsa 

Kau  hentikan mara bahaya

Kau  musnahkan  corona

Kau gantikan sejahtera

Kau ijabahi  doa kita

Kau memberi kita 

K  a   r  u n  i  a

K u n . . .

Kun ..

Kabulkan doa ini wahai Penguasa

Kasihani kami yang lelah meminta


Kutorehkan kata-kata, kurangkai baris demi baris, kususun menjadi  kaliamt puitis menyatu dalam tipografi gelas berdiri tegak dan berbantalkan alas. Kunamai “puisi” jika disebut layak dan pantas. Lalu Kuberi judul “Hidup Covid’19. Bukan lantas aku sebagai pendukung covid sembilan belas, Juga bukan pembenci covid sembilan belas, namun hanya ingin memberi pernyataan sekilas  maksud  dibalik covid sembilan belas. 

Masih pantaskah diberi nama puisi jika penyusunnya tak mengerti seni. Masih pantaskah diberi nama puisi jika penyusunnya belum tahu hakikat diri, masih pantaskah diberi nama puisi jika penyusunnya masih jauh dengan Ilahi meski  penyusunnya  telah menulis dengan  segenap isi hati pada malam hari yang sepi bertemankan tetes air mata yang suci. 

Sengaja kubuat  Puisi ini  dengan sepenuh hati agar dapat mengilhami diri untuk terus-menerus merenungi kuasa Ilahi. Puisi ini yang membangunkan lelap tidurku dari pagi hingga malam hari,  dari hanya hayal dan  mimpi-mimpi indah selama ini. Puisi ini yang mendorong semangat diri untuk berbuat sesuatu agar berarti. Puisi ini yang mampu mengubah kesadaran hati menuju hakikat hidup di muka bumi. Puisi ini yang mampu mengubah kebiasaan lama dengan yang baru,  mendorong semangat hingga mampu memberi manfaat. Puisi ini juga yang menjadikan namaku dikenal orang-orang baru di segala penjuru. 

Ketika sinar Sang Mentari terbit, terangnya menusuk relung kalbu. Kubuka jendela hati dan pikiranku menembus cakrawala di langit yang biru. Ketika sinar Sang Rembulan enggan berbagi, gelapnya kuganti dengan lampu. Kupakai kacamata untuk membaca diri Bersama gelapnya hari. Ketika malam makin gulita, hitamnya kuganti dengan sinaran Ilahi. Kuraih sajadah dan kubasahi tasbih sembari berpasrah diri. Ketika sang waktu datang menyapa, kuganti menitnya dengan jaga. Kuraih pena dan alat apa-apa untuk berbagi dengan sesama. Ketika semua silih berganti, hari, bulan, dan tahun pun berganti,  kugenggam  tongkat kuat-kuat untuk meniti jalan sambil berpasrah diri pada Ilahi.

“Robbi zidnaa ‘ilman naafi’an war zuqnaa halaalan toyyiban”. Doa ini yang selalu kupanjatkan dan hampir tidak pernah terlupakan, dengan harapan ilmu dan rizkiku Allah cukupkan. “Hidup adalah Pengabdian” adalah moto hidupku, penyemangat yang mendorong tujuan dengan harapan meraih banyak hal untuk kubagikan atas nama Tuhan. Dua harapan tersebut mendorong kuat bagaikan buldoser sekarat agar hidupku ini lebih bermanfaat. Namun aku sadar akan adanya Qadar. Mana keinginan yang lahir dari nafsu terumbar dan mana keinginan yang didasari sabar. Beruntung diri ini masih memiliki akal yang jembar.

Karunia Allah pada mahluknya begitu luas. Tidak ada satu pun doa hamba-Nya yang lepas seakan sia-sia dan terhempas. Kasih Sayangnya begitu luas. Tak diminta pun Dia membalas. Rizki yang Allah berikan begitu banyak dan tidak akan berhenti hingga hambanya masuk ke liang lahat.

Doa yang telah lama aku panjatkan rupanya spontan Tuhan kabulkan. Doa yang sudah lama aku panjatkan kubarengi dengan tindakan rupanya Tuhan merasa kasihan. Begitu terasanya rizki yang aku rasakan, hingga tak mampu dibilang dengan hitungan apalagi hapalan.

Tuhan membukakanku jalan pikiran, memberiku banyak kesempatan, leluasa member pilihan. Jalan pikiran yang sebelumnya berupa angan-angan diubahnya dengan tindakan dan berbuatan mengikuti jalan kebenaran. Tuhan memberiku banyak kesempatan, yang sebelumnya diliputi kesibukan seakan tiada lagi kesempatan, diubahnya menjadi waktu luang membimbingnya agar kesempatan tak terbuang. Tuhan memberiku pilihan yang sebelumnya terkandang diubahnya menjadi banyak kebebaskan untuk menentukan kemerdekaan berupa peluang untuk kita perjuangkan, membimbingnya menuju kemenangan dan kebahagian sungguhan.

Jalan pikiran, kesempatan, dan pilihan yang Tuhan berikan adalah sejalan dengan peraturan lockdown wabah covid’19, karena alasan untuk mengutamakan Kesehatan dan meminimalisir korban agar tidak lagi berjatuhan. Putusan peraturan untuk melakukan pekerjaan di rumah bukan di kantoran. Oleh karena ketidaklaziman zaman akibat merebaknya wabah covid’19 tahun 2020 yang makin mengganas sehingga awal bulan Maret lockdown diundangkan.

Lockdown akibat covid,19 yang jelas-jelas ada campur tangan Tuhan menjadikan banyak orang kebingungan, ketidakpastian, sebagiannya lagi menganggap sebuah ketimpangan, penyiksaan, dan rekayasa yang tidak keberpihakan. Masyarakat dari berbagai kalangan resah dalam kebimbangan, keluh kesah bermunculan, sumpah serapah dibiarkan, pemerintah tersudutkan, Tuhanpun seakan dinistakan karena tempat ibadahnya tutup tidak boleh digunakan.

Lockdown bagi sebagian yang lain adalah sebagai suatu ujian  yang menuntun hambanya untuk menerima pelajaran agar mampu bertahan yang dibarengi dengan kesabaran. Sikap kepasrahan sebagai hamba yang tidak memiliki kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan, menumbuhkan sikap Ketawakkalan, tunduk patuh atas ketentuan yang Tuhan taqdirkan, menghilangkan sifat kepongahan dan kesombongan. Aturan kita tegakkan, saran pemerintah kita jalankan, Kesehatan diri dan keturunan kita perjuangkan, harta benda kita sumbangkan demi kemaslahatan, agama kita tegakkan, itulah tujuan syariat Islam bagi hambanya yang beriman.

Lockdown bagiku adalah suatu ujian, Latihan, dan pelajaran. Diri ini diuji apakah masih memiliki ketaqwaan. Diri ini dihadapkan pada suatu kenyataan dan bukan lari dari kenyataan. Agar kita mampu mengatasi semua ujian melalui Latihan demi Latihan. Diri ini juga mendapatkan pelajaran dari semua ujian yang Tuhan timpakan. Agar keimanan kita mampu bertahan atas cobaan-cobaan diberbagai medan kehidupan. Karena aku yakin dibalik semua cobaan dan ujian, tersimpan suatu maksud baik Tuhan.

Lockdown atau bukan, normal atau tidak wajar, kehidupan dimuka bumi ini adalah sudah ditaqdirkan. Kita pasrah dan tawakkal setelah berikhtiar. Karena kita tidak bisa menghindarnya dengan cara apapun. Perbanyak doa dan pertaubatan, ikhtiar wajib kita lakukan. 

Itulah pergulatan alam pikiranku selama hampir dua tahun. Covid’19 merebak dan melanda dunia. Namun dibalik musibah dahsyat aku yakin bukan suatu penyiksaan.   Tuhan pasti memberikan bebagai macam hikmah indah dibalik semua ujian. “Dibalik Musibah Pasti ada Hikmah”. Kata bijak ini dapat kita terapkan pada berbagai kedaan, termasuk musibah mendunia saat  ini. Ini mengisyaratkan pada kita yakinilah bahwa akan ada hikmah di balik musibah pandemi covid’19 hingga saat ini belum ada kepastian yang jelas, semoga dengan diterapkannya program PPKM musibah akan segera berlalu.

Hikmah besar bahkan anugerah besar yang aku rasakan adalah bertambahnya ilmu pengetahuan saat WFH diberlakukan. Ilmu pengetahuan pada bidang IT yang erat kaitannya dengan tugas diri sebagai guru dalam proses KBM di MTsN 7 Indramayu, penggunaan IT untuk tujuan lain dalam menggali ilmu pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan profesi maupun ilmu-ilmu terapan melalui dunia medsos. Dapat memperluas perkenalan dengan para pakar dan ilmuan besar dengan disiplin keilmuan yang berbeda, yang sebelumnya tidak pernah kudapatkankan, kurasakan, dan kunikmati. Aku manfaatkan waktu dari sisa-sisa tugas kusebagai ASN dengan mengikuti puluhan pelatihan, Kulwa, Bincang Inspiratif, dan yang lainnya. Seperti: 1). Kelas Tarkibi 1 # Ramadlan ( 23 April 2020), 2). DISKUSI TARKIBI 1 (24 April 2020), 3). SEMON 6 JUNI # 6 ( 27 Mei 2020), 4). Kelas Tarkibi 1 # Ramadlan (23 April), 5). Writter Class ke 1, 2, dan 3, (11 Mei 2020), 6). GRUP IKHWAN (25) (program nahwu sorof, 11 Juni 2020), 7). #18 TOEFL? SIAPA TAKUT! (23 Mei 2020), 8). Seminar KMM 14 Mei 2020 (2) (10 Mei 2020), 9). Bincang Inspiratif Ekonomi Syariah # Kairo (5 April 2020), 10). SEMINAR ONLINE ESSAY 3 ( 3 Juni 2020), 11). NgobrolInspiratif# 1 Grp 2 (23 Juni 2020), 12). Inspirasi 2020 (3) (20 Mei 2020), 13). Diskusi Online #2ndGrup (15 Mei 2020), 14). SEMNASONLINE MARSS7 (13) (2 Juni 2020), 15). BBO AP #2 (29 Juni 2020), 16). SEMINAR ONLINE MBP 6 (22 Mei 2020), 17). Sekolah Menulis A6 Grup 1 (30 Juni 2020), 18). Sahabat Sobat Inspirasi#5 (11 Mei 2020), 19). Aljabar Desain#2 (Ikhwan) (15 Juni 2020), 20).  #POJOK ILMIAH 6 (14 Juni 2020), 21). SEMINAR LITERASI KITA (25 Mei 2020), 22). Ngaji Jurumiyah Online (18 juni 2020), 23). SEMON MIB #20 (13 Mei 2020), 24). SHARING KEPENULISAN 4 (20 Mei 2020), 25). KULWA TAHFIDZ #005 (23 Mei 2020), 26). ARABIC IKHWAN A  (14 Juni 2020), 27). AMWAY (1 Juli 2020), 28). Seminar RPI SUMUT (20 Februari 2021), 29). Peserta Webinar YRI 4 (C) (6 Maret 2021), 30). Candidate Certified Diklat (Sekarang), 31). INFOKUPEDIA.ID – 29 (Masih Berlangsung), 32). PELATIHAN DARING PBI UPI (14 Juli – 18 Agustus 2021), 33). INDONESIA MENGAJI (Masih Berjalan), 34). KBK 07 (24 pertemuan, Selasa dan Sabtu) (baru13 pertemuan), 35). Guru Madrasah Menulis (19 Juli 2021), Pendidik Punya Karya (PPK) Batch#02 (24-25 Juli 2021).

Dari semua diklat, daring, dan Kulwa  yang aku ikuti beberapa diantaranya berjenjang dua, tiga, sampai 4 pertemuan dengan tema yang berbeda, seperti BINCANG KEBANGSAAN NU Orsat Tunisia (4 sertifikat). Semuanya aku ikuti dengan baik meskipun ada beberapa kegiatan yang bentrok karena kesibukan atau tugas lain yang lebih penting.  seperti saat bepergian, begitu juga saat mengerjakan pekerjaan rutin di rumah. Sampai saat ini sertifikat yang sudah aku print baru sebagian kurang lebih 30 lembar. Yang lain masih berada pada dokumen HP ku. Bisa dibayangkan, jika satu program diikuti oleh minimal 100 peserta saja, maka tentunya sangat banyak jika 35 pelatihannya.  sedangkan pada kenyataannya hampir setiap program, panitia menghendaki lebih dari 200 an peserta belum lagi apabila pelatihan tersebut diminati para peserta, maka panitia membuka grup 1, 2, 3, atau lebih.

 Ada hal yang menantang dari sekian banyak pelatihan yang aku ikuti, yaitu tugas mandiri, baik tugas biasa maupun tugas yang dilombakan dengan menyertakan iming-imimg hadiah berupa tanda penghargaan maupun materi, seperti barang atau uang.

Satu pengalaman yang tak mungkin aku lupakan adalah pada suatu sore di bulan suci Ramadlan tahun 2020 lalu, aku baca telegram bertuliskan,  ”Selamat ya, Pak Samsul Hadi, anda juara 1 dalam penulisan resume “Bincang Hardiknas”. Seminar Internasional online ICMI Kontribusi Orsat Cairo Mesir. Dengan tema “Pelajar Islam Untuk Masa Depan Pendidikan Indonesia”.  Resume yang aku beri judul “Sejarah Pendidikan di Indonesia”. Rupanya memenuhi syarat bagi penilai. Sehingga aku dapat sertifikat dengan nomor: 79/S/BI/V/2020.  Pengumuman ini sungguh merupakan suatu anugerah yang sangat berarti bagiku. Memperolah ilmu pengetahuan dari berbagai diklat yang aku ikuti saja sudah merupakan kebahagiaan yang luar biasa, belum lagi dapat pertemanan melalui perkenalan dengan sesama teman dilain daerah dan negara, baik mereka adalah sebagai pelajar, mahasiswa, pengajar, pemateri, pakar ilmu pengetahuan dan keterampilan. Baik yang berdomisili di dalam negeri maupun lauar negeri, seprti Kairo, Tunisia, Jepang, Saudi Arabia, dan Malaysia. Betapa tidak membuat aku senang dapat berkenalalan dengan orang-orang baik, soleh-solehah, saling memberi, dan menginspirasi satu sama lain.  

Habar yang  menggembirakan atas prestasiku sebagai juara 1  yang kuperoleh lewat medsos adalah kenangan monumental yang tidak bisa aku lupakan. Baik tanda penghargaannya, sejumlah uangnya terlebih lagi itu adalah momen langka dimana aku dapat teman dari 4 grup masing-masing grup dikuti oelh 250 peserta. yang sebagian pesertanya adalah dari luar negeri. Hal lain yang tidak kalah membahagiakannya adalah aku dapat berkenalan dengan orang besar dan hebat, ilmu yang sangat bermanfaat,  pertanyaanku sebagai orang kecil beliau kupas tuntas. Beliau adalah ulama dan pakar pendidikan. mantan Menteri pendidikan Prof. DR. Bambang Sudibyo, MBA., CA. Saat itu beliau menjabat sebagi ketua BAZNAS RI. 

Itulah sekelumit pengalam berharga yang aku dapatkan dari upaya dan harapan adanya hikmah besar atas musibah yang melanda dunia Pandemi Covid’19. yang mungkin anggapan orang adalah penjara dunia yang menyakitkan, namun bagiku penjara ini kujadikan kesempatan untuk  berbuat sesuatu dengan menyandarkan diri, tunduk dan pasrah atas ketentuan Ilahi Robbi. 

Tulisan ini  kiranya tidak salah jika aku beri judul “HIDUP COVID’19” yang menupakan singkatan dari “ Hikmah Indah Dibalik Ujian Pandemi Covid’!9”. harapanku semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini dapat menginspirasi pembaca.

Tamat

Ditulis oleh: Drs. H. SamsulHadi, M.Si,. CBPA. guru pada MTsN 7 Indramayu. Alamat rumah: Jl. Cendana 3 No 23, B5. RT 33/09 Griya Asri !, desa pekandangan Kec/Kab. Indramayu, Jabar.

























Komentar

  1. Saya g paham puisi, perwajahan blog masih bisa dibikin menarik lagi...hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini